السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ
حَقًّا ۚ لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Yang saya hormati dewan juri lomba pidato
Yang saya hormati asatidz dan asatidzah, yang pada
kesempatan ini turut hadir dalam momen perlombaan ini.
Yang saya cintai teman-teman dari seluruh MTs, yang pada hari ini
mewakili madrasahnya untuk menjadi peserta lomba, serta bagi yang turut serta hadir
untuk menyaksikan perlombaan ini. Semoga dengan momen pertemuan ini kita semua
jadi saling mengenal antara satu dengan yang lainnya. Kita sambung tali
silaturrahim agar tercipta ukhuwah sesama pelajar MTs yang dimulai dari
kita untuk Indonesia dan seluruh penjuru dunia.
Sebelum saya memaparkan pidato dalam kesempatan ini, marilah kita
bersama-sama memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah taala terlebih
dahulu. Karena atas limpahan rahmat-Nya lah kita semua dapat hadir di majelis
ini.
Kemudian shalawat dan salam, marilah pula bersama-sama kita
sampaikan kepada Nabi Muhammad saw. Rasul bagi kita semua, yang nantinya
kita harapkan syafaatnya untuk kita jadikan penolong di hari Akhir
nanti.
Hadirin yang saya hormati.
Dalam kesempatan ini saya selaku siswi MTs PUI Tenajar akan
memaparkan sebuah topik tentang iman, ilmu, dan kemuliaan seseorang yang
memilikinya.
Dasar dari pemaparan saya ini adalah firman Allah taala dalam
Surat Almujadalah ayat 11.
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَتٍ
Yang artinya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Esensi yang dapat kita ambil dari penggalan ayat tersebut
berdasarkan berbagai tafsir, yaitu beriman, berilmu pengetahuan, penyebab
memperoleh derajat atau kemuliaan.
Hadirin yang saya hormati.
Allah taala telah memberikan petunjuk kepada kita semua
tentang cara manusia mendapatkan kemuliaan yang sangat didambakan oleh seluruh
manusia, yaitu dengan keimanan dan ilmu pengetahuan.
Pada bagian awal ini saya ingin menyampaikan sebuah sejarah
keimanan manusia kepada Allah. Di situ Allah telah benar-benar membuktikan
bahwa manusia-manusia yang memiliki keimanan kepada Allah diberikan derajat
yang tinggi dibandingkan dengan yang lainnya. Bahkan, dampak dari keimanannya
tersebut masih dapat kita saksikan sampai dengan sekarang. Salah satunya adalah
Nabi Ibrahim as dan istrinya Siti Hajar yang telah membuktikan bahwa
beliau adalah orang yang beriman dan derajatnya diangkat oleh Allah taala.
Dalam sebuah kisah
keimanan Nabi Ibrahim yaitu: Ketika itu Nabi Ibrahim diperintahkan oleh Allah taala
untuk menempatkan istrinya Siti Hajar bersama Nabi Ismail putranya, yang saat
itu masih menyusu. Mereka ditempatkan di suatu lembah yang tandus, gersang,
tidak tumbuh sebatang pohon pun. Lembah itu demikian sunyi dan sepi tidak ada
penghuni seorang pun. Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu apa maksud sebenarnya
dari perintah Allah yang menyuruhnya untuk menempatkan istri dan putranya yang
masih bayi tersebut di tempat yang paling asing dan sangat jauh dari negaranya
sendiri, yaitu Palestina. Tetapi Nabi Ibrahim dan istrinya Siti Hajar, menerima
perintah Allah tersebut dengan ikhlas, tawakkal, dan penuh keimanan
tanpa memiliki rasa keraguan terhadap Allah taala sedikit pun.
Seperti yang
diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa di kala Siti Hajar kehabisan air minum hingga
tidak bisa menyusui Nabi Ismail, Siti Hajar mencari air ke sana kemari, dari
bukit Sofa hingga ke Marwa bolak-balik. Tiba-tiba balasan atas keimanan kepada
Allah pun datang. Allah mengutus malaikat Jibril untuk membuat mata air Zam
Zam, kemudian Siti Hajar dan Nabi Ismail pun memperoleh sumber kehidupan darinya.
Lembah yang dulunya gersang itu akhirnya mempunyai persediaan air yang
melimpah-ruah. Datanglah manusia dari berbagai pelosok negeri terutama para
pedagang ke tempat Siti Hajar dan Nabi Ismail untuk membeli air. Datang rejeki
dari berbagai penjuru dan makmurlah tempat sekitarnya. Akhirnya lembah itu
hingga saat ini dikenal dengan nama Kota Mekkah. Sebuah kota yang memiliki
tingkat kemakmuran modern yang melimpah, berkat keimanan Nabi Ibrahim as dan
istrinya Siti Hajar yang telah dibalas dengan derajat yang tinggi oleh Allah taala.
Dalam riwayat lain, yaitu Nabi Musa as. Nabi Musa as
hanya mengandalkan keimanannya kepada Allah ketika melawan Raja Firaun yang
pada saat itu menjadi penguasa yang sangat dzalim. Nabi Musa tidak melakukan
atau berinisiatif apa pun ketika menghadapi kekejaman Raja Firaun. Allahlah
yang memberikan petunjuk-Nya kepada Nabi Musa as untuk mengahadapi Raja
Firaun dari mulai menyuruhnya untuk melemparkan tongkat sehingga menghabisi
ular-ular sihir ciptaan tukang-tukang sihir Raja Firaun, sampai dengan membelah
lautan ketika Nabi Musa dan pengikutnya dikejar oleh Raja Firaun dan
balatentaranya. Nabi Musa as hanya mengandalkan imannya kepada Allah taala.
Allah yang mengangkat derajat dan menyelamatkannya.
Hadirin yang saya hormati.
Dari kisah-kisah yang baru saya sampaikan, kita dapat mengambil
sebuah pelajaran: Untuk menjadi orang-orang yang diangkat derajatnya oleh Allah
dan masuk dalam kriteria sebagai orang yang beriman, kita harus menyandarkan
segala urusan kita hanya kepada Allah, bukan kepada kemampuan instingnya,
kelompoknya, atau pun yang lainnya. Karena orang beriman itu yakin bahwa Allah adalah
Rabb satu-satunya pencipta, pemilik segala sesuatu, Dialah, pengatur segalanya.
Tidak akan terwujud suatu hal kecuali atas kehendak Allah dan pasti akan terwujud
suatu hal ketika atas kehendak Allah. Oleh karena itu setiap muslim mutlak
harus memiliki keimanan. Keimanan yang dijadikan sebagai pondasi utama agar
Allah swt berkehendak meninggikan derajatnya. Adapun kriteria orang yang beriman, Allah taala telah
menyebutkan di dalam Surat Al-Anfal ayat 2-4.
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ
حَقًّا ۚ لَّهُمْ دَرَجَاتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada
mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka [karenanya] dan kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal, (2) [yaitu] orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rejeki yang Kami berikan kepada mereka. (3) Itulah
orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rejeki [ni’mat]
yang mulia.” (Al-Anfal : 2-4).
Hadirin yang saya hormati.
Selain keimanan kepada Allah taala dalam Surat Almujadalah
ayat 11, ilmu pengetahuan pun merupakan salah satu yang membuat diri kita
memperoleh derajat atau kemuliaan dari Allah taala.
Jika kita penggal artinya pada bagian ilmu pengetahuan, maka ada
sebuah kalimat yang didapat yaitu “orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.” Berkaitan
dengan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, rupanya Allah taala sudah
mendesain orang atau manusia sebagai wadah atau tempat untuk diberi ilmu
pengetahuan.
Hal tersebut dapat kita lihat pembuktiannya melalui kajian ilmu Neurolinguistik.
Menurut ilmu Neurolinguistik manusia sudah terprogram secara genetik memiliki
kemampuan untuk ditempati atau diwadahi ilmu pengetahuan secara verbal bahasa
maupun nonverbal. Manusia sejak diciptakan sudah dibekali oleh Allah faculties
of the mind atau kapling tempat untuk menempatkan ilmu-ilmu yang
didapatkan. Istilah dalam Psikolinguistik disebut sebagai leksikon mental atau
memori manusia yang ditempatkan pada otak manusia.
Desain fitur-fitur penciptaan manusia yang demikian support
terhadap ilmu pengetahuan, tentu bukan tanpa sebab. Ternyata Allah taala akan
memberikan manusia ilmu pengetahuan. Tinggal kita sebagai manusia mau
mengisinya atau tidak dengan ilmu pengetahuan, dan mau tidak derajatnya diangkat oleh Allah taala sebagai
orang yang diberi ilmu pengetahuan.
Hadirin yang saya hotmati.
Di zaman kita seperti sekarang ini, ilmu pengetahuan merupakan
sebuah keharusan untuk diisi ke dalam diri kita. Peradaban-peradaban kita
membutuhkan ilmu pengetahuan untuk mengurai setiap masalahnya.
Kemudahan-kemudahan yang kita dapatkan sekarang ini, itu merupakan buah karya
dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan menjadikan manusia seperti manusia yang
sesungguhnya. Sehingga apa yang digariskan oleh Allah sebagai khalifah di
muka bumi dapat kita perankan dengan semestinya. Di situlah Allah taala
memberikan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.
Sejalan dengan itu, keberadaan saya di sini pun tidak lepas dari
usaha saya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Mengharapkan diberi ilmu
pengetahuan oleh Allah, melalui perantara bapak dan ibu guru dalam jenjang pendidikan
MTs.
Mari kita isi diri kita dengan ilmu pengetahuan, agar kita
memperoleh derajat yang mulia dari Allah swt. Selain itu, kita juga
harus memberi pondasi iman yang kuat, agar kita dalam menjalani kehidupan ini
tergolong orang yang beriman dan berilmu pengetahuan dengan tujuan memperoleh
kemuliaan dari Allah swt.
Demikian pidato dari saya. Kekurangan dan kelebihan dalam
pemeparannya saya sampaikan permohonan maaf.
وبالله التوفق والهدية والرض والأنيةوَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Komentar
Posting Komentar